SURAKARTA – Dalam apel pagi yang digelar di halaman Sekretariat DPRD Kota Surakarta, Senin (14/4), Sekretaris DPRD Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim, kembali menekankan pentingnya disiplin dan efisiensi sebagai bagian dari kesiapan menghadapi evaluasi dari pimpinan daerah. Apel tersebut diikuti oleh seluruh ASN dan TKPK di lingkungan Sekretariat DPRD Kota Surakarta.
Dalam arahannya, Kinkin menyampaikan bahwa Wali Kota Surakarta akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sumber daya manusia, baik dari unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun Tenaga Kontrak dengan Perjanjian Kerja (TKPK). Menurutnya, kesiapan menghadapi evaluasi tersebut harus dimulai dari hal-hal mendasar, seperti tertib absensi dan peningkatan kedisiplinan kerja.
“Tertibkan tingkat disiplin, karena itu akan sangat terlihat dari absensi kita masing-masing,” tegas Kinkin di hadapan peserta apel.
Secara khusus, Kinkin menyoroti tingkat kedisiplinan para pegawai TKPK. Ia menunjukkan hasil cetak (print out) data absensi yang menunjukkan masih banyaknya warna merah, tanda ketidakhadiran atau ketidaktertiban.
“Warna merah masih mendominasi. Ini menandakan masih banyak yang belum tertib dalam melakukan presensi,” ujarnya sambil memperlihatkan lembar print out absensi kepada peserta apel.
Ia mengingatkan bahwa belum ada yang terlambat untuk memperbaiki hal ini. Justru, pembenahan disiplin secara internal harus dilakukan sebelum Pemerintah Kota melakukan evaluasi. Potret ketidaktertiban ini, lanjut Kinkin, bisa menjadi indikator buruk di mata Pemkot jika tidak segera ditindaklanjuti.
“Kita tidak tahu ke mana arah kebijakan Wali Kota nantinya. Jangan sampai potret seperti ini dianggap jauh dari kriteria ideal,” imbuhnya.
Kinkin juga meminta para pejabat struktural untuk aktif mengingatkan bawahannya agar lebih disiplin dalam menjalankan tugas, terutama dalam hal kehadiran dan kedisiplinan jam kerja.
Tak hanya soal disiplin, Kinkin juga mengingatkan pentingnya efisiensi sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan nasional dan kondisi fiskal pemerintah yang semakin terbatas. Ia menyinggung bahwa meskipun Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 belum secara resmi dibahas di Kota Surakarta, banyak daerah lain sudah mulai melakukan efisiensi secara serius.
“Ketika saya berkunjung ke Jawa Timur dan Jawa Tengah, semuanya sudah mulai melakukan efisiensi, seperti di Semarang. Semua sudah melakukan penghematan,” jelasnya.
Dalam hal ini, Ia meminta seluruh pegawai untuk membiasakan diri mematikan peralatan listrik seperti AC dan lampu yang tidak digunakan, terutama saat jam kerja telah usai. Ia menegaskan bahwa efisiensi bukan hanya soal penghematan, tetapi bentuk kepedulian terhadap penggunaan anggaran negara yang lebih prioritatif.
“Kita harus bijak menyikapi kondisi fiskal saat ini. Pemerintah ke depan pasti akan lebih fokus pada program-program wajib. Jadi efisiensi harus mulai kita lakukan dari sekarang,” tutupnya.
Arifin Rochman