SURAKARTA – Sekretaris DPRD Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim, mengingatkan seluruh pegawai Setwan untuk meningkatkan ketelitian, kedisiplinan, dan kesiapan dalam menghadapi agenda kelembagaan yang semakin padat. Hal ini disampaikannya dalam apel pagi yang digelar di halaman Kantor DPRD Kota Surakarta, Hari ini (14/7).
Dalam arahannya, Kinkin menyoroti hasil temuan dari Inspektorat terkait pelaksanaan perjalanan dinas (perjadin) di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk temuan yang berkaitan dengan lingkungan Sekretariat DPRD Kota Surakarta. Ia meminta seluruh pegawai agar lebih cermat dalam mematuhi regulasi dan melakukan administrasi kegiatan, termasuk kegiatan yang telah dilakukan pada tahun anggaran 2024 serta tahun anggaran berjalan 2025.
“Temuan dari Inspektorat itu banyak, dan ini bukan hal yang sepele. Karena dari sini juga menjadi pintu masuk pemeriksaan oleh BPK. Temuan itu tidak hanya soal sampling tahun 2024, tetapi melibatkan semua OPD dan Pelaksanaan Tahun Anggaran 2025. Maka dari itu, saya minta kita semua lebih hati-hati, baik dalam perjadin maupun kegiatan lainnya,” tegasnya.
Kinkin juga menyinggung pentingnya memahami hirarki peraturan dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan. Ia menegaskan bahwa jika terdapat perbedaan antara Peraturan Wali Kota (Perwali) dan peraturan di atasnya, maka yang harus diikuti adalah regulasi yang lebih tinggi.
“Sering kali kita temui perwali yang ternyata tidak sinkron dengan aturan di atasnya, seperti peraturan menteri atau undang-undang. Kalau sudah begitu, jangan dipaksakan. Kita harus ikuti aturan yang di atas. Bahkan ini menjadi bahan koreksi juga untuk Pemkot agar pembuatan perwali ke depan harus lebih presisi dan sesuai dengan regulasi nasional,” ungkapnya.
Selain menekankan aspek tata kelola dan regulasi, Kinkin juga mengajak jajarannya untuk mulai berbenah dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Ia meminta agar kebersihan dan penataan lingkungan kantor menjadi perhatian semua bagian.
“Kita ini mau menyambut 17 Agustus. Mulai dari taman, kebersihan ruangan, dan lingkungan kantor harus dibenahi. Jangan menunggu. Kita bisa libatkan adik-adik mahasiswa magang untuk ikut dalam penataan. Mereka harus proaktif,” ujarnya.
Sementara itu, masih menurut Kinkin, keberadaan mahasiswa magang tidak hanya membantu pekerjaan kantor, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi bagian dari aparatur sipil negara.
“Mayoritas mahasiswa magang itu ingin jadi CPNS. Maka kita perlu arahkan dan latih mereka. Jangan sampai mereka nganggur. Ajak diskusi, bahkan bisa bertanya langsung kepada CPNS-CPNS baru di lingkungan Setwan yang sudah lulus. Mereka bisa berbagi tips dan trik bagaimana proses seleksi dan persiapannya,” tutur Kinkin.
Ia berharap, melalui pendekatan ini, lingkungan kerja di Setwan tidak hanya menjadi tempat pelayanan administrasi pemerintahan, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran dan pembinaan bagi calon-calon aparatur yang lebih baik di masa depan.
Di bagian akhir arahannya, Kinkin juga mengingatkan bahwa menjelang pembahasan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2025, seluruh bagian di Setwan harus mulai bersiap. Sinkronisasi awal telah dilakukan, namun realisasi program dan kegiatan akan semakin padat dalam waktu dekat.
“Kegiatan kita ke depan akan semakin padat. Persiapan APBD-P sudah kita sinkronkan, tinggal pelaksanaan dan koordinasinya. Maka kita semua harus saling bahu membahu. Jangan bekerja sendiri-sendiri. Saya minta semua bagian saling berkomunikasi dan berkoordinasi secara aktif agar tidak ada yang terlewat,” tutupnya.
Arifin Rochman