SURAKARTA – Komisi IV DPRD Kota Surakarta melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) guna memantau progres penataan kawasan Keraton Kota Surakarta, yang dilakukan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai 29 miliar rupiah dengan jangka waktu pengerjaan selama 9 Bulan.

Dalam sidak tersebut, Komisi IV DPRD Kota Surakarta meninjau secara langsung pelaksanaan proyek penataan kawasan Keraton yang sudah berjalan dua bulan ini. Mereka memeriksa progres fisik pekerjaan, penggunaan anggaran, serta koordinasi antara pihak terkait dalam pelaksanaan proyek, Selasa (5/3/2024).

Menurut Ketua Komisi IV, Janjang Sumaryono Aji, penataan kawasan Keraton Kota Surakarta merupakan salah satu proyek prioritas yang mendapat alokasi anggaran signifikan dari APBN. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan dana tersebut digunakan secara efisien dan transparan.

“Dengan alokasi anggaran yang besar seperti ini, kami harus memastikan bahwa proyek penataan kawasan Keraton berjalan sesuai dengan rencana dan tidak ada penyimpangan dalam penggunaan dana,” ujarnya.

Komisi IV menemukan beberapa catatan penting yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Sejumlah catatan tersebut meliputi aspek kemiringan pedestrian, sekat penutup depan toilet, dan pelestarian pohon serta cagar budaya.

Pertama, terkait kemiringan pedestrian. Komisi IV menyoroti perlunya memperhatikan kemiringan pedestrian agar tidak timbul genangan air saat hujan. Kemiringan yang tepat akan membantu mengalirkan air dengan baik dan mencegah terjadinya genangan yang dapat mengganggu pengguna jalan.

Selanjutnya, dilihat dari gambar terdapat catatan terkait sekat penutup depan toilet yang kurang turun ke bawah. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna toilet. Komisi IV memberikan masukan agar sekat penutup toilet disesuaikan.

Dalam upaya pelestarian lingkungan dan budaya, Komisi IV menekankan pentingnya untuk mempertahankan pohon-pohon yang ada di kawasan Keraton serta melestarikan cagar budaya khususnya tembok Keraton Alun-alun Utara yang menjadi bagian dari sejarah dan identitas budaya Kota Surakarta. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memastikan keberlangsungan dan kelestarian pohon dan cagar budaya tersebut.

Lebih lanjut akan ada penataan shelter yang menyemarakkan kawasan Keraton, “Selain memberikan kenyamanan bagi pengunjung, penataan shelter juga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kawasan Keraton sebagai destinasi wisata,” jelasnya, “dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan nantinya lebih banyak orang yang tertarik untuk menghabiskan waktu di kawasan ini, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.”

Menyikapi temuan-temuan tersebut, Ketua Komisi IV sekaligus Legislator PDIP menyatakan, “Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Penting bagi kami untuk memastikan bahwa penataan kawasan Keraton dilakukan dengan baik dan memperhatikan segala aspek, termasuk keamanan, kenyamanan, dan pelestarian lingkungan serta budaya.”

Hasil dari sidak ini akan dijadikan dasar untuk evaluasi dan pemantauan lebih lanjut terhadap proyek penataan kawasan Keraton. Komisi IV berkomitmen untuk terus mengawal progres proyek ini guna memastikan tercapainya tujuan yang diharapkan dan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Lebih lanjut, Komisi IV beharap kawasan Keraton setelah rampung penataan dapat menjadi destinasi wisata budaya yang lebih menarik dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah.

“Kami berharap bahwa setelah proyek penataan rampung, Kawasan Keraton dapat menjadi destinasi yang menarik bagi masyarakat, baik dari dalam maupun luar kota. Kami ingin masyarakat dapat menikmati keindahan dan keaslian budaya serta sejarah yang terkandung di dalamnya,” tutupnya.

Arifin Rochman